Pada desember 2009, saat saya masih duduk di bangku SMA, saya tertarik dengan satu buku yang dipajang di salah satu toko buku dengan tulisan, “Guidline yang harus dibaca bagi mereka yang ingin maju”. Lalu setelah menimbang – nimbang, saya putuskan untuk membeli buku tersebut. Ternyata, keputusan saya untuk membeli buku tersebut tidak salah. Banyak sekali nilai – nilai yang seharusnya saya, dan semua anak muda terapkan dalam kehidupan sehari – harinya. Ternyata, setelah masuk kuliah dan mulai aktif dalam berorganisasi, manfaat dari nilai – nilai yang diajarkan oleh Billy Boen sangat pas untuk diaplikasikan oleh diri sendiri dan disebarkan kepada teman – teman saya yang lainnya. Nilai – nilai apa saja sih yang sebenernya ada di buku ini? Mari saya jelaskan dalam beberapa paragraf.
Buku ini dibagi kedalam tiga bagian. Bagian pertama menjelaskan bagaimana kita seharusnya membangun diri diawal pekerjaan, kedua adalah pembahasan mengenai bagaimana melakukan pekerjaan, dan yang terakhir adalah bagaimana kita menjadi pribadi yang selalu ingin lebih.
Bagian pertama dari buku ini diawali dengan mengajarkan kita bahwa kita harus mencintai apa yang kita kerjakan, sehingga apa yang kita hasilkan juga maksimal. Kita tidak mungkin maksimal dalam menghasilkan sesuatu apabila masih ada yang mengganjal dalam hati kita. Jangan sampai kita terjebak dengan ketidaknyamanan tersebut. Pilih apa yang kita cintai untuk lakukan. Tapi kalau tidak berkesempatan untuk berbuat demikian, cintailah apa yang kita lakukan. Selain cinta pada apa yang kita lakukan, kita juga harus tetap menjaga integritas kita. “Begin with the end of mind” merupakan teori yang tepat untuk menggambarkan hal ini. Bila sudah tahu akan tujuan kita, kita sudah bisa merancang hal – hal apa yang akan kita lakukan untuk mencapainya. Namun, dalam hal ini jangan sampai menghalalkan segala cara untuk meraih tujuan. Jangan mengorbankan reputasi untuk prestasi. Lakukanlah hal yang terbaik, dan tentunya positif. Patut diingat pula jangan takut dalam bermimpi. Kita tidak akan kemana – mana bila kita tidak tahu akan kemana. Bermimpilah yang besar, walaupun kita tidak akan mencapai semua mimpi kita. Hanya dengan berusaha dengan keras, kesempatan kita menggapai mimpi kita makin besar. Impian besar tidak ada artinya bila gampang menyerah. Pasti akan ada banyak rintangan yang dihadapi. Bila diibaratkan kita tersandung rintangan yang ada, kita lah yang menentukan akan mengambil langkah apa selanjutnya. Ingin diam, jatuh , lalu meratapi – atau langsung bangkit dan berjalan. Tentu kita harus bangkit dan berjalan. Atau bahkan kita harus berlari agar kita bisa mengejar ketertinggalan kita dengan cepat. Jika sudah punya impian besar, maka harus percya bahwa kita bisa mewujudkannya. Kita harus mengenal diri kita terlebih dahulu. Cari tahu lah kelebihan dan kekurangan kita. Jangan jadi orang yang over PD juga. Karena orang yang demikian tidak mengenal dirinya sendiri, sehingga dia akan berbuat/merencanakan sesuatu yang diluar jangkauannya. Selesai dengan mengenal diri sendri, kita juga harus bisa mengenal dan “respect” kepada orang lain dengan pemikirannya. Kita harus bisa terbuka dengan pemikiran lain. Jangan hanya memandang sesuatu dari satu sisi saja. Kita harus melihat masalah dari berbagai sudut pandang, sehingga hasil pemikiran bisa jernih dan menghasilkan suatu keputusan yang tidak berat sebelah. Dalam menyampaikan sesuatu, mungkin pendapat kita tidak bisa diterima oleh orang lain dengan mudah. Mungkin, orang tersebut belum paham sisi yang ingin kita tonjolkan. Maka, pada saat kita menyampaikan sesuatu, kita harus “fight” agar orang lain bisa melihat sisi yang kita lihat. Jadilah yang terbaik dalam apa yang sedang kita kerjakan. Jadilah yang terbaik. Berikan bukti konkrit tanpa harus banyak bicara di awal. Lakukan semaksimal mungkin dan jadilah yang terbaik. Satu hal lagi yang tidak kalah pentingnya, hargailah waktu. On time adalah suatu bentuk respect terhadap diri sendiri dan orang lain. Dengan berkomitmen untuk tepat waktu, kegiatan kita akan lebih terencana dan dengan sendirinya kita berhasil melakukan banyak hal lainnya.
Wow, sekarang sudah masuk bagian yang kedua nih. Dalam menjalani suatu pekerjaan atau mengemban amanah, banyak hal yang harus kita perhatikan, atau disini kita sebut saja “detail oriented”. Sebelum melakukan sesuatu. Kita sebaiknya mengetahui segala hal yang berhubungan dengan hal tersebut. Karena pada saat kita sudah mengetahui hal tersebut, maka kita juga bisa mengambil keputusan yang terbaik dan tepat.gunakan segala detail yang ada sebagai bahan pertimbangan. Semakin tinggi posisi kita berada, makin banyak pula yang harus kita perhatikan. Karena kecuali kamu benar – benar detail, hasilnya tidak akan seperti yang kita inginkan. Tidak cukup dengan teliti, berpikir diluar kotak juga perlu dilakukan oleh kita. Kita harus kreatif, sehingga kita bisa menyelesaikan segala hal dari awal tanpa menunggu ada masalah yang menghambat baru kita mencari solusinya lagi. Pikirkanlah masalah yang akan dihadapi pada saat merencanakan sesuatu, sehingga kita bisa menghindari masalah tersebut sejak awal. Ketika mengambil suatu keputusan atau kebujakan, ada satu pegangan yang kita pakai. Cobalah berpikir bahwa kita sendirilah yang akan merasakan dampak dari keputusan tersebut. Bila berpikir demikian, maka kita tidak akan seenaknya mengeluarkan suatu kebijakan. Berpikir dengan positif juga perlu dilakukan karena akan memperluas pikiran kita. Bila emosi menerpa, redakan dulu dan selalu berlatihlah berpikir positif. Biasakanlah mengasah diri untuk selalu berpikir kreatif dan solutif. Bila ada masalah, jangan hanya menunggu untuk disuapi solusi. Coba pikirkan bagaimana menyelesaikan masalah tersebut. Solusi jauh lebih baik daripada masalah. Telaah masalah, cari solusinya, jabarkan solusi, konsultasi dengan tim mengenai solusi kita, lalu kerjakanlah solusi yang sudah kita pikirkan. Dalam berorganisasi, pasti kita sering berhubungan dengan orang lain. Jangan pilih – pilih saat mencari teman, baik mereka yang kita pandang baik maupun buruk. Setiap manusia pasti punya sisi baik dan buruknya. Dengan mempunyai banyak teman, kita bisa mengambil banyak sifat baik mereka dan belajar pula dari keburukan yang mereka punya. Terdapat pula beribu kesempatan baik yang akan dating kepada kita bila teman kita banyak. Jangan berasumsi adalah salah satu solusi untuk menghindari miscommunication dalam pergaulan maupun pekerjaan. Mintalah kejelasan hingga kita mengerti 100%. Apapun alasannya, melakukan pekerjaan yang tidak dimengerti sepenuhnya adalah suatu tindakan yang bodoh. Salah satu cara menghindari “kebodohan” adalah dengan belajar. Belajar dari kesalahan merupakan pelajaran yang sangat berharga. Kita bisa belajar dari kesalahan diri sendiri dan orang lain. Kesalahan seringkali dilakukan dalam memprioritaskan sesuatu.jika ada setumpuk pekerjaan yang harus diselesaikan, buatlah skala prioritas. Prioritaskan berbagai jenis kegiatan yang berbeda, lalu mengerjakan dan menyelesaikannya sesuai dengan waktu yang tersedia. Pasang dan patuh dengan deadline untuk memastikan segalanya berjalan tepat waktu.
Dalam suatu tim, pastilah ada satu pemimpin. Seorang pemimpin tentulah orang yang harus mempunyai syarat tertentu. Percaya diri, focus, dan komitmen merupakan syarat dasar seorang pemimpin tim. Tanpa ketiga hal tersebut, bisa dipastikan tim yang dipimpinnya akan kehilangan arah mencapai tujuan. Seorang pemimpin yang baik juga harus bisa menyerahkan tanggung jawab kepada anak buahnya. Dalam penyerahan tanggung jawab, kita harus tau karakter calon penerima. Ketahuilah seluk beluk tentang dia. Lalu jika sudah terpilih, beri tahulah tugas dia secara terperinci agar tidak ada kesalahan yang dia perbuat. Lalu yag terakhir, amatilah kegiatan mereka dari jauh. Jaga – jaga saja apabila suatu saat mereka melakukan kesalahan. Menjadi seorang anggota tim sama pentingnya dengan seorang pemimpin. Tanggung jawab harus dimiliki oleh semua, baik si pemimpin maupun anggota tim.
Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang berani bertukar pikiran, berargumentasi, dan berkata tidak setuju dengan atasannya. Bilang “NO” penting bila kita tidak sepaham dengan instruksi atasan. Namun, kita juga harus punya argument jelas dan logis dibalik kata “ NO” yang kita berikan. Jangan jadi orang yang memilih jalan “pintas” tetapi “rapuh” dengan menjadi orang yang selaluu berkata “YES” seperti kerbau yang dicocok hidungnya.
Sampai juga di bagian terakhir dari pembahasan ini. Jadilah orang yang selalu ingin lebih dan lebih dalam mengembangkan diri. Jangan cepat puas terhadap apa yang sudah kita punya sekarang. “Keep challenging yourself, never be satisfied, and make sure you always perform beyond expectation.” . Dalam pembagian tugas atau biasa disebut jobdes, kita sudah mendapat apa saja tugas yang harus kita lakukan. Namun, sebagai pribadi yang selalu ingin lebih, jadikanlah jobdes sebagai standar minimum pekerjaan kita. Untuk meraih sukses, kita perlu keberanian untuk mengambil suatu kesempatan yang beresiko karena tanpa keberanian, keberuntungan, dan waktu yang tepat, maka tidak akan ada hasil. Hasil dari suatu hal terkadang berbuah dari proses negosiasi. Tingkat kesuksesan negosiasi sangat bergantung pada seberapa baik proses persiapan yang dilakukan. Sebelum negosiasi, persiapkanlah beberapa hal. Cari tahu dulu apa yang ingin kita capai, lalu mengetahui siapa yang kita hadapi dalam negosiasi juga sangat penting dilakukan. Jangan lupa juga mempersiapkan beberapa data penting untuk argumentasi dan pasang muka santai dan tenang pada saat bernegosiasi. Menjadi orang yang menyenangkan atau humoris juga salah satu hal yang tidak boleh dilupakan. Hal ini diperlukan agar orang lain nyaman pada saat berada di sekitar kita.
Sebagai seorang pemimpin, tidak ada tempat untuk bersembunyi pada saat tim melakukan kesalahan. Tidak layak pula menyalahkan satu orang atau seluruh anggota tim pada saat tim gagal. Berani mengakui dan bertanggung jawablah yang seharusnya dilakukan oleh seorang pemimpin, karena posisi dan tanggung jawab selalu berjalan beriringan. Pada saat orang lain melakukan kesalahan, berikanlah kritik yang membangun. Bandingkan dia dengan standar yang tinggi. Begitu pula sebaliknya, apabila kita yang dikritik, jadilah orang yang open minded and positive thinking. Jadilah rendah hati, karena semakin rendah hati, orang akan semakin menghargaimu. Jangan sombong bila sudah sukses. “Semakin tinggi kamu berada di atas, semakin kuatlah mengontrol diri sendiri.”
Keep searching for more knowledge! Pengetahuan tidak akan ada habisnya.pelajari apa yang kita inginkan. Namun, jangan menutup diri untuk terus mencari ilmu diluar bidang kesukaanmu agar kita selalu berkembang. Bila kita ingin sukses, jangan tanggung – tanggung. Belajarlah semaksimal mungkin! Bila sudah banyak ilmu yang kita punya, jangan berpikiran hanya menyimpan ilmu tersebut. Berikanlah seluruh dari ilmu yang kita punya kepada orang lain. Ingatlah pepatah ini, ‘You will get what you give”. Bila orang lain sudah punya ilmu setara dengan kita, maka otomatis kita juga akan berusaha meningkatkan kualitas kita. Dengan begitu, kita selalu terpacu untuk terus berkembang. Lebih baik menjadi orang pintar diantara orang – orang pintar, bukan?
Yap, nilai – nilai tersebutlah yang saya tangkap dalam buku “Young on Top”. Akhir – akhir ini saya sedang menerapkan nilai terakhir yang ditulis Billy Boen dalam buku ini. Saya mulai menjabarkan nilai – nilai buku ini, dimulai dari staf – staff saya di Departemen Budaya dan Seni, BEM FEM IPB 2012. Harapannya, makin banyak orang yang mengetahui dan menerapkan nilai – nilai tersebut, maka makin banyak pula yang akan “Young on Top”.
Saya sangat berharap bisa menjadi the next YOT CA in IPB. saya sangat ingin belajar dari mentor – mentor hebat, bergaul dengan CA kampus lain yang tentunya hebat – hebat, serta menambah pengalaman dengan mengikuti kegiatan – kegiatan yang di-organize oleh YOT. Setelah ilmu dan pengalaman saya bertambah, saya ingin memberikan ilmu tambahan dari menjadi YOT CA kepada teman – teman di IPB ☺.
Bogor, 14 Maret 2012
Nurfikriyadi
t : @nurfikriyadi
mail : nfikri@me.com